Kasih sayangnya kepada anak pertamanya membuatnya untuk bertindak diluar akal sehatnya. Tanpa disadarinya ia telah mengorbankan kebahagiaan seluruh anggota keluarganya.
Semua bermula ketika dokter menvonis anak pertamanya menderita suatu penyakit yang sangat mematikan. Kanker darah atau biasa yang kita kenal dengan istikah Leukimia. Dokter memperkiraka sisa usia dari anak sulungnya ini tidaklah akan lama. Cara yang tidak seharunyapun ia tempuh untuk menyelamatkan sang anak. Ia dan suaminya merencakan untuk memiliki seorang bayi tabung dimana semuanya telah diatur demi menyelamatkan putri sulung mereka.
Dari awal kelahirannya putri bungsu atau anak terakhirnya ini harus menerima rasa sakit karena perencanaan hidup dari kedua orangtuanya. Dari bayi sang anak bungsu harus rela diambil bagian demi bagian tubuhnya mulai dari darah, sumsum tulang belakang dan lain2 demi menyelamatkan sang kakak. Setragis bagaimanapun tepi memang begitulah dari apa yang telah direncanakan si orangtua. ini salah satu dari ginjalnya juga diminta untuk diberikan kepada sang kakak yang telah mengalami gagal ginjal karena Leukimianya.
Upaya hukum pun diambil demi 'kebebasan mediknya'. Seorang pengacara senior dengan prosentase keberhasilan 91% pun ia sewa.
Dari film berjudul My Sister Keeper ini kita bisa belajar baha apa yang sudah ditakdirkan bagaimanapun tetapakn tejadi. Namun begitu kita sebagai manusia harus tetap berusaha melakukan yang terbaik.
Apa yang terbaik buat kita bisa jadi bukanlah yang terbaik bagi orang lain disekitar kita.
0 komentar:
Posting Komentar