RSS

Gadis Kecil Itu Menangis, Dilarang Ikut Turnamen Karena Jilbabnya

Senin, 19 Nov 07 09:45 WIB


Masalah larangan berjilbab kembali merebak di Kanada. Setelah seorang remaja muslimah dilarang masuk dalam tim sepakbola karena mengenakan jilbab, kasus serupa kini menimpa seorang remaja muslimah atlet yudo.

Hagar Outbih, 11, dengan berurai mata menceritakan bahwa seorang juri melarangnya untuk ikut serta dalam turnamen nasional yudo yang digelar di kota Winnipeg karena Outbih menolak untuk melepas jilbabnya.

"Dia bilang, saya tidak boleh bertanding. Jika saya mau bertanding, saya harus melepas jilbab saya atau saya harus keluar dari turnamen, " kata Outbih seperti dilansir surat kabar Toronto Sun, edisi Minggu (18/11).

Sang juri, Dave Minuk yang juga menjabat sebagai Presiden cabang olah raga Yudo provinsi Manitoba membuat keputusan itu beberapa menit sebelum Outbih tampil untuk bertanding. Menurutnya, jilbab Outbih merupakan pelanggaran terhadap aturan yang ditetapkan International Judo Federation (IJF).

"Ini tidak kaitannya dengan agama, tapi lebih pada masalah keamanan, " Minuk berdalih.

Namun menurut laporan Canadian Television (CTV), dalam peraturan IJF yang dimuat di situs resminya tidak disebutkan larangan berjilbab untuk alasan keamanan.

Ketika juri Minuk melarang Oubih bertanding, ia menangis memeluk ibunya sambil menyaksikan teman-teman lainnya bertanding.

"Sebagai ibu, saya merasa sedih melihat puteri saya mengalami hal seperti ini, " ujar sang ibu. Ayah Outbih juga terlihat putus asa karena tidak bisa membantu puterinya yang hanya bisa menangis, karena tak bisa ikut turnamen. Ayah Outbih sudah berusaha meminta puterinya untuk mengatakan pada wasit bahwa ia tidak boleh membuka jilbab, bahwa ia berhak mengenakan jilbab. Namun juri tetap mendiskualifikasi Outbih.

"Ini diskriminasi, " kata sang ayah.

Untuk menghibur Outbih, panitia turnamen menawarkan medali tanda keikutsertaan Outbih. Namun dengan halus Outbih menolak tawaran itu. "Saya tidak layak menerimanya. Jika saya menerimanya, ini akan menjadi kenangan buruk, " tukas Outbih sambil memeluk erat ibunya.

Outbih mengungkapkan harapannya agar dunia olahraga mengakomodasi semua orang dari berbagai latar belakangan agama. "Saya pikir mereka harus mengubah aturannya, karena orang di dunia berbeda-beda. Bukan cuma ada umat Kristen, tapi ada umat beragama lainnya, " tandas Outbih.

Kasus Outbih menambah daftar panjang kasus fobia jilbab di dunia olahraga di Kanada. Sebelumnya, seorang muslimah berjilbab dilarang ikut dalam turnamen sepakbola. Begitu juga dengan lima muslimah berjilbab atlet Taekwondo yang dilarang ikut berkompetisi dalam turnamen tingkat provinsi, karena tidak mau melepas jilbabnya.

Wadah warga Muslim Kanada, CAIR-Kanada menghimbau otoritas berwenang di Kanada agar tidak memaksa umat Muslim untuk memilih antara jilbabnya dan olah raga. (ln/iol)





eramuslim

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: