"Saya rela menjadi tongkat ibu sepanjang hidupku...."
Itulah ungkapan besarnya bakti dari seorang
bernama Li Yuanyuan kepada sang ibu yang lumpuh kedua kakinya.
Sekitar dua dekade silam, ketika Li Yuanyuan masih berusia 7 tahun, sang ibu mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkannya lumpuh hingga sekarang. Sedangkan, hidup sang ayah sayangnya tak bisa diselamatkan.
Sejak saat itu, Yuanyuan menjadi tulang punggung keluarga. Perempuan yang tinggal di Changchun, China, ini pun harus bekerja sebagai pemulung. Tapi, hasil kerja kerasnya habis terpakai untuk keperluan sang ibu.
Besarnya bakti Yuanyuan kepada sang ibu mendorong para tetangganya sukarela membantu mereka. Seorang tetangga yang berprofesi sebagai dokter tradisional setiap hari memberi terapi akupuntur secara gratis kepada ibu Yuanyuan. Bahkan, sang dokter "menurunkan" teknik akupuntur sederhana kepada Yuanyuan.
Rasa bakti Yuanyuan tak pernah berubah meski ia sudah menikah dan memiliki anak. Bahkan kini, ia bersama sang suami memikul tanggung jawab mengurus sang ibu. Ketika harus mengajak sang ibu ke luar rumah, menuju rumah sakit misalnya, Yuanyuan akan meneggendong sang ibu sambil memangku anaknya di depan. Ajaib memang, tapi itulah yang dilakukannya. Kedua tangan Yuanyuan menyangga sang ibu, sedang sang ibu sendiri membantu merangkul cucunya dengan mengitari leher Yuanyuan.
Sudah 20 tahun lebih, hidup Yuanyuan seperti ini. Meski begitu, Yuanyuan merasa sangat bahagia karena masih memiliki seorang ibu, bagaimanapun kondisinya.
Sungguh mulia perbuatan Yuanyuan! Ia menyadari betul betapa beruntung dirinya karena ibunya masih hidup bersamanya. Sosok Yuanyuan ini sekiranya bisa menjadi bahan cerminan bagi kita masing-masing supaya kita bisa juga mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri:
Sekitar dua dekade silam, ketika Li Yuanyuan masih berusia 7 tahun, sang ibu mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkannya lumpuh hingga sekarang. Sedangkan, hidup sang ayah sayangnya tak bisa diselamatkan.
Sejak saat itu, Yuanyuan menjadi tulang punggung keluarga. Perempuan yang tinggal di Changchun, China, ini pun harus bekerja sebagai pemulung. Tapi, hasil kerja kerasnya habis terpakai untuk keperluan sang ibu.
Besarnya bakti Yuanyuan kepada sang ibu mendorong para tetangganya sukarela membantu mereka. Seorang tetangga yang berprofesi sebagai dokter tradisional setiap hari memberi terapi akupuntur secara gratis kepada ibu Yuanyuan. Bahkan, sang dokter "menurunkan" teknik akupuntur sederhana kepada Yuanyuan.
Rasa bakti Yuanyuan tak pernah berubah meski ia sudah menikah dan memiliki anak. Bahkan kini, ia bersama sang suami memikul tanggung jawab mengurus sang ibu. Ketika harus mengajak sang ibu ke luar rumah, menuju rumah sakit misalnya, Yuanyuan akan meneggendong sang ibu sambil memangku anaknya di depan. Ajaib memang, tapi itulah yang dilakukannya. Kedua tangan Yuanyuan menyangga sang ibu, sedang sang ibu sendiri membantu merangkul cucunya dengan mengitari leher Yuanyuan.
Sudah 20 tahun lebih, hidup Yuanyuan seperti ini. Meski begitu, Yuanyuan merasa sangat bahagia karena masih memiliki seorang ibu, bagaimanapun kondisinya.
***
Sungguh mulia perbuatan Yuanyuan! Ia menyadari betul betapa beruntung dirinya karena ibunya masih hidup bersamanya. Sosok Yuanyuan ini sekiranya bisa menjadi bahan cerminan bagi kita masing-masing supaya kita bisa juga mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri:
"Sudahkah kita menghargai keberadaan orangtua kita dengan tulus
mengasihi mereka?"
0 komentar:
Posting Komentar